Jumat, 26 September 2014

Berita, Jurnalistik

Berita adalah laporan, karangan, atau informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang terkini (actual). Suatu peristiwa bisa dikatakan berita apabila sudah disiarkan, dilaporkan, atau diinformasikan. Berita dalam media cetak dapat dilihat pada surat kabar, tabloid atau majalah.


Menulis berita
Berita harus memenuhi kaidah 5W+H (What, Who, Where, When, Why  plus How), yakni menuliskan hasil laporan atau pengamatan terhadap peristiwa atau pendapat yang menarik itu. Intinya, adalah menuliskan berita itu ke dalam artikel yang menarik.
1.    Informasi. Informasi adalah batu-bata penyusun berita yang yang efektif.
2.    Siginifikansi. Maksudnya, berita harus memiliki informasi penting; yakni memberi dampak pada pembaca. Misalnya, penulisnya mengingatkan pembaca kepada sesuatu yang mengancam kehidupan mereka.
3.    Fokus.
4.    Konteks. Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan ke mana mengalir, serta seberapa jauh dampaknya.
5.    Wajah. Jurnalisme itu menyajikan gagasan dan peristiwa; tren sosial, penemuan ilmiah, opini hukum, perkembangan ekonomi, krisis internasional, tragedi kemanusiaan, dinamika agama. Tulisan yang disajikan itu berupaya mengenalkan pembaca kepada orang-orang yang menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Atau menghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan dan peristiwa itu.
6.    Lokasi/Tempat. Sobat muda, pembaca menyukai banget “sense of place”.
7.    Suara. Tulisan akan mudah diingat jika mampu menciptakan ilusi bahwa seorang penulis tengah bertutur kepada seorang pembacanya.
8.    Anekdot dan Kutipan. Anekdot adalah sebuah kepingan kisah singkat antara satu hingga lima alinea—“cerita dalam cerita”. Anekdot umumnya menggunakan seluruh teknik dasar penulisan fiksi; narasi, karakterisasi, dialog, suasana. Semua itu dibuat dengan tujuan untuk mengajak pembaca melihat cerita dalam detil visual yang kuat. 
 
Seorang ibu rumah tangga bernama Retno tewas mengenaskan dengan cara gantung diri di sebuah rumah kontrakan di kawasan Pedurenan, Pulo Gadung  Jakarta Timur. Diduga motif bunuh diri perempuan berusia 28 tahun itu karena cemburu dengan suaminya.

Hal tersebut terungkap dari suaminya yang mengatakan bahwa istrinya itu memiliki sifat cemburuan yang besar dan sang suami juga tidak mengetahui jika sang istri akan melakukan perbuatan senekat itu. Kejadian ini terjadi pada Selasa, 18 September 2014.

Retno diketahui tewas gantung diri pertama kali oleh suaminya bernama Dinus. Saat itu posisi Retno terikat di salah dalam kamar mandi rumah kontrakan Retno dalam keadaan terikat tergantung di langit-langit-langit kamar mandi dengan menggunakan tali tambang. "Suami korban menemukannya pada pukul 04.30 WIB saat ini ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu," ungkap Mira, seorang tetangga korban.

Korban sendiri, menurut Mira, adalah seorang yang pendiam. Dia sering berkumpul dengan tetangga dan tidak pernah bercerita tentang masalah rumah tangganya. Dan tidak habis fikir jika Retno akan melakukan hal senekat itu.
 

Untuk mengusut lebih dalam, polisi telah memeriksa para saksi dan mengumpulkan barang bukti saat kejadian. Perkembangan terakhir, polisi tidak melihat adanya bekas luka di tubuh korban.  Namun demikian, polisi tetap akan menyelidiki motif di balik tindakan korban. "Kami memeriksa para saksi, termasuk adik korban dan suami korban dan mengumpulkan barang bukti berupa tali tambang yang digunakan korban untuk gantung diri dan surat wasiat yang dibuat korban," pungkas Briptu Anom.